07 Januari 2009

MEMIMPIN DENGAN CARA WELCH. (1)




Jack Welch ketika menjadi CEO perusahaan besar General Electric membuat langkah-langkah 'menyimpang' dari pendahulunya. Ia tidak berfokus pada 'strategi' perusahaan tetapi lebih menekankan kepada 'prilaku dan budaya' orang-orang perusahaannya. Demikian isi buku tipis yang ditulis Jeffrey A. Kramers dengan judul The Welch Way. Mengungkapkan 24 tip praktis untuk diterapkan oleh seorang pemimpin agar terwujud dalam budaya perusahaannya. Misalnya sikap terhadap sebuah gagasan, tidak penting dari siapa gagasan itu datang, apakah dari karyawan biasa atau dari manajer, apakah dari orang dalam perusahaan sendiri atau dari orang luar. Yang penting adalah apakah gagasan itu bernilai tinggi untuk diterapkan demi kemajuan perusahaan. Welch mendorong semua karyawan
agar menyuarakan gagasan mereka, karena ia merasa bahwa tak seorang pun (termasuk dirinya) yang mempunyai monopoli atas sebuah gagasan yang baik.

Dan dibawah ini dicantumkan 24 buah tipnya yang sangat berguna bagi seseorang yang mempunyai perusahaan besar. Sedang bagi saya atau Anda yang hanya karyawan, atau yang hanya punya usaha kecil dengan beberapa karyawan, perlu juga menangkap gambaran idenya, siapa tau satu atau dua tips bisa digunakan bagi diri sendiri. Terutama bagi orang-orang muda yang yakin dirinya akan menjadi pemimpin dari sebuah perusahaan besar di masa datang. Mimpi Anda itu sangat patut diperjuangkan.

1. Memimpin vs Mengelola.
Memimpin berarti menciptakan suatu visi dan membuat orang lain mencintai apa yang sedang mereka lakukan, melaksanakan apa yang sudah direncanakan dan mereka sendiri ingin segera mencapainya. Welch tidak suka kata mengelola yang berkonotasi mengendalikan orang-orang bahkan kadang sah memanipulasi orang-orang demi tercapainya tujuan si pengelola. Kualitas kepeminpinan dapat ditingkatkan dengan: a.Ungkapkan suatu visi lalu sulut orang lain untuk melaksanakannya. b.Jangan menangani semua urusan sampai serinci-rincinya. c.Libatkan semua orang dan sambut gagasan hebat dari mana pun datangnya.

2. Kurangi Formalitas.
Hal ini,misalnya, dapat dicapai dengan mengadakan sesi sumbang saran dengan rekan kerja dan bos. Atau adakan lebih banyak rapat informal, kumpul-kumpul informal. Karena ada baiknya mencapai suatu tingkatan informalitas dimana suatu gagasan yang ingin diwujudkan bos dapat dipertanyakan tanpa beban, sehingga komunikasi yang lebih jelas dapat sampai ke setiap orang.

3. Hancurkan Birokrasi.
Menyederhanakan birokrasi dan menyingkirkan kompleksitasnya yang semakin hari semakin ruwet, dapat dilakukan dengan cara: Cari dan sadari pekerjaan mana saja atau peraturan mana saja yang sebenarnya tidak diperlukan lantas hilangkan dan, Bekerja samalah dengan rekan kerja untuk merampingkan jalur pengambilan keputusan. Menghancurkan birokrasi dalam suatu organisasi besar tidaklah mudah. Terutama diperlukan komitmen orang-orang puncak, karena merekalah yang paling menikmati adanya birokrasi.

4. Hadapi Realitas.
Bagi Welch konsep terpenting dalam bisnis adalah menghadapi realitas kemudian membuat keputusan yang tepat berdasarkan realitas itu. Kadang keputusan yang realistis sangat tidak populer (umpama terpaksa memPHK banyak karyawan). Ini lebih baik daripada membohongi diri sendiri. Maka yang diperlukan: a.Lihatlah situasi dengan mata yang segar. Sering-seringlah memakai 'kacamata orang luar' untuk melihat ke dalam organisasi sendiri. b.Jangan jatuh ke dalam jebakan skenario palsu. Banyak orang di bisnis hanya berasumsi bahwa keadaan akan membaik. c.Pilihan tergantung Anda: Saat terbaik untuk berubah adalah ketika Anda menginginkannya, bukan ketika Anda terpaksa berubah karena desakan situasi. Dan bagaimana agar semua orang mau terlibat dalam proses perubahan? Mulailah dengan menguraikan relitas yang dihadapi. Jika semua orang telah mendapatkan fakta yang sama, mereka pada umumnya tiba pada kesimpulan yang sama.

5. Sederhanakan Keadaan.
Bisnis tidak harus rumit. Pertahankan kesederhaan karena ini akan membawa perusahaan selangkah lebih dekat pada tujuan yang dicita-citakan, dengan cara: a.Sederhanakan sesuatu di tempat kerja, hingga tinggal apa-apa yang memang diperlukan saja. b.Buat segala rapat lebih sederhana. c.Hilangkan memo dan surat yang rumit.
Ternyata memang sulit bagi orang-orang untuk menjadi sederhana dan, betapa takutnya mereka untuk menjadi sederhana. Sebaiknya sadarilah bahwa orang-orang dengan pikiran yang jernih dan teguh adalah orang yang paling sederhana.

6. Lihat perubahan sebagai Peluang.
Bukan melihat perubahan sebagai ancaman. Perubahan merupakan bagian dari kehidupan, termasuk bagi bisnis, maka : a.Sadari bahwa perubahan akan tetap bercokol. b.Siap-siap menghadapi kemungkinan yang paling tidak diharapkan, tetapi cepat bergerak agar berada satu langkah di depan. c.Persiapkan orang-orang di sekeliling untuk perubahan yang tidak terelakkan yang akan mempengaruhi kehidupan mereka. (bersambung ke posting berikutnya)

judul: Komunikasi Wanita. Oleh: Ananda Dimitri. Acrylic di atas canvas. 50cm X 60cm. (1995).
judul: Menunggu Upacara Purnama. Oleh: Ananda Dimitri. Acrylic di atas canvas. 60cm X 80cm. (1994).

Tidak ada komentar: