7. Memimpin dengan Menyemangatkan Orang.
Menurut Welch, kepemimpinan yang murni disamping berasal dari kualitas visi seseorang, ia juga mampu menyulut orang lain dengan inspirasi agar orang itu termotivasi mengeluarkan performa maksimalnya. Maka perilaku yang diperlukan pemimpin adalah: a.Jangan memimpin berdasarkan intimidasi. b.Buat orang lain tau setepatnya apa yang dapat mereka lakukan untuk membantu perusahaan. c.Kirim ucapan terima- kasih pada rekan kerja dan pelanggan. Diingatkan bahwa produktifitas berasal dari tim yang diberdayakan, digugah dan, diberi penghargaan.
8. Mempertanyakan Tradisi.
Apa yang terbukti berhasil di masa lalu tidak dengan sendirinya akan berhasil di masa depan. Maka cobalah: a.Adakan rapat membahas hal tertentu dengan mempertanyakan mengapa kita harus mengerjakannya dengan cara yang sudah mentradisi tersebut? b.Undang rekan kerja agar menyumbang gagasan mengenai cara mengubah sesuatu yang penting di perusahaan. c.Jangan takut
menentang kebijakan yang konvensional (asalkan Anda sertakan solusinya juga).
9. Buatlah agar Intelektualitas yang Menentukan.
Jadikan perusahaan sebuah 'learning organization'dimana gagasan dan intelektualitas mengungguli tradisi dan hirarki. Bila perlu tawarkan ganjaran bagi suatu gagasan terbaik.
10. Bergeraklah Lebih Cepat.
Jangan bergerak terlalu hati-hati yang menjadikan lamban. Suatu penundaan di era digital ini bisa berarti tersingkir dari pasar anda sendiri. Tiap hari gerakan harus makin cepat, dengan cara: a.Anggap tiap keadaan adalah keadaan darurat. b.Buat keputusan lebih cepat karena tidak ada waktu lama-lama berpikir. c.Kerja lebih semangat karena kerja keras tak ada penggantinya. Yang duduk diam saja dapat dipastikan kedua kakinya akan lumpuh.
11. Utamakan Nilai Bukan Angka.
Tentu saja angka target produktifitas tetap perlu dipedulikan. Tetapi suatu nilai adalah lebih utama. Bagi Welch, tidak ada kesempatan kedua bagi yang melanggar nilai-nilai perusahaan. Tetapi masih ada kesempatan kedua bagi yang belum dapat mengukir angka.
12. Kurangi Pengelolaan.
Maksudnya agar bawahan terdorong membuat keputusan sendiri. (Asalkan sebelumnya telah dijelaskan dan dimengerti arahan garis besarnya). Dorongan ini adalah suatu pelatihan juga, mengingat perusahaan sebagai learning organization. Berdayakanlah orang-orang, delegasikan pengambilan keputusan (dalam wewenang tertentu) dan menyingkirlah. Biarkan mereka menunjukkan performanya yang maksimal. Temukan apa penyebabnya, bila Anda terlalu banyak mengelola. Apakah memang karena bawahan kurang terampil, atau hanya karena Anda impulsif tidak bisa duduk diam atau tidak bisa percaya orang lain?
Lukisan: Rumput yang Bergoyang I. Ananda Dimitri. Acrylic diatas canvas. 50 X 50. (1996)
Lukisan: Rumput yang Bergoyang II. Ananda Dimitri. Acrylic diatas canvas. 50 X 50. (1996).
Menurut Welch, kepemimpinan yang murni disamping berasal dari kualitas visi seseorang, ia juga mampu menyulut orang lain dengan inspirasi agar orang itu termotivasi mengeluarkan performa maksimalnya. Maka perilaku yang diperlukan pemimpin adalah: a.Jangan memimpin berdasarkan intimidasi. b.Buat orang lain tau setepatnya apa yang dapat mereka lakukan untuk membantu perusahaan. c.Kirim ucapan terima- kasih pada rekan kerja dan pelanggan. Diingatkan bahwa produktifitas berasal dari tim yang diberdayakan, digugah dan, diberi penghargaan.
8. Mempertanyakan Tradisi.Apa yang terbukti berhasil di masa lalu tidak dengan sendirinya akan berhasil di masa depan. Maka cobalah: a.Adakan rapat membahas hal tertentu dengan mempertanyakan mengapa kita harus mengerjakannya dengan cara yang sudah mentradisi tersebut? b.Undang rekan kerja agar menyumbang gagasan mengenai cara mengubah sesuatu yang penting di perusahaan. c.Jangan takut
menentang kebijakan yang konvensional (asalkan Anda sertakan solusinya juga).
9. Buatlah agar Intelektualitas yang Menentukan.
Jadikan perusahaan sebuah 'learning organization'dimana gagasan dan intelektualitas mengungguli tradisi dan hirarki. Bila perlu tawarkan ganjaran bagi suatu gagasan terbaik.
10. Bergeraklah Lebih Cepat.
Jangan bergerak terlalu hati-hati yang menjadikan lamban. Suatu penundaan di era digital ini bisa berarti tersingkir dari pasar anda sendiri. Tiap hari gerakan harus makin cepat, dengan cara: a.Anggap tiap keadaan adalah keadaan darurat. b.Buat keputusan lebih cepat karena tidak ada waktu lama-lama berpikir. c.Kerja lebih semangat karena kerja keras tak ada penggantinya. Yang duduk diam saja dapat dipastikan kedua kakinya akan lumpuh.
11. Utamakan Nilai Bukan Angka.
Tentu saja angka target produktifitas tetap perlu dipedulikan. Tetapi suatu nilai adalah lebih utama. Bagi Welch, tidak ada kesempatan kedua bagi yang melanggar nilai-nilai perusahaan. Tetapi masih ada kesempatan kedua bagi yang belum dapat mengukir angka.
12. Kurangi Pengelolaan.Maksudnya agar bawahan terdorong membuat keputusan sendiri. (Asalkan sebelumnya telah dijelaskan dan dimengerti arahan garis besarnya). Dorongan ini adalah suatu pelatihan juga, mengingat perusahaan sebagai learning organization. Berdayakanlah orang-orang, delegasikan pengambilan keputusan (dalam wewenang tertentu) dan menyingkirlah. Biarkan mereka menunjukkan performanya yang maksimal. Temukan apa penyebabnya, bila Anda terlalu banyak mengelola. Apakah memang karena bawahan kurang terampil, atau hanya karena Anda impulsif tidak bisa duduk diam atau tidak bisa percaya orang lain?
Lukisan: Rumput yang Bergoyang I. Ananda Dimitri. Acrylic diatas canvas. 50 X 50. (1996)
Lukisan: Rumput yang Bergoyang II. Ananda Dimitri. Acrylic diatas canvas. 50 X 50. (1996).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar