27 Februari 2009

APAKAH MAKANAN VEGETARIAN MELEPASKAN KETERIKATAN?


Jawabannya, bisa ya dan bisa tidak. Jawaban itu terpikirkan ketika saya sendiri sedang makan di sebuah restoran vegetarian. Saat itu istirahat kantor, saya keluar untuk makan. Saya ingat pernah diajak makan satu kali oleh kawan yang ingin berhenti makan daging di Depot Vegetarian dekat kantor saya. (o iya, judul papan namanya Depot, bukan pakai istilah restoran). Jadi saya datang lagi ke sana, cuma kali ini sorangan wae. Rasa makanannya enak-enak. Ajaib juga mereka bisa bikin masakan sate, ayam sisit, daging goreng dll yang semua bahannya bukan dari daging but the taste like daging or ikan you know... Betapa kreatif.

Sekedar info, saya sangat senang nonton acara masak di berbagai TV, karena kagum pada imajinasi para juru masak. Padahal saya bukan seorang maniak makan, cuma senang memelototi kreatifitasnya karena mereka jelas termasuk golongan seniman. Dan karena beberapa kali kepergok nonton acara TV tersebut, istri saya berkomentar: 'Percuma senang nonton TV masak tapi gak pernah praktek di dapur'. Apa daya, saya cuma cengar-cengir sambil terus nonton sampai tuntas.

Nah, siang itu saya duduk di salah satu sudut ruang depot tersebut dan pesan nasi campur. Dengan harapan supaya bisa mendapatkan dan merasakan berbagai kreasi daging- dagingan. Tetapi sebelum Anda salah tafsir, perlu saya sampaikan bahwa saya bukan vegetarian, bahkan saya makan segalanya kecuali daging sapi. Ya, itu biasalah bagi orang Hindu. Dan kemudian ketika sedang menikmati kenyalnya daging (daging-dagingan) sate, melintas sebuah pertanyaan jahil. 'Seandainya saya seorang vegetarian yang ingin melepaskan keterikatan pada daging, apa saya akan datang makan disini?' Maaf, Anda otomatis akan menjadi seorang provokator bila menembakkan pertanyaan seperti itu. Jika anda makan sate atau ayam sisit atau masakan lainnya, walaupun bukan dibuat dari daging betulan - bukankah itu berarti keterikatan anda terhadap daging belum hilang?

Jadi ceritra ini saya cukupkan sampai disini saja. Daripada pertanyaan jahil yang kreatif itu, bisa-bisa nantinya dianggap kata-kata buruk bagi beberapa orang. Tak beranilah awak...



judul lukisan : Hutan Danau Salju. Oleh: Ananda Dimitri. acrylic diatas canvas 40 X 50. (1996).

2 komentar:

Gus Dark mengatakan...

Alo Bli, bagus sekali lukisannya dah sering pameran ya? kalo mau kirim aja proposal ke BIASA artspace seminyak ty tunggu :) and check out my blog too http://www.artinbali.blogspot.com/ kalo boleh ajarin ngelukis pake acrylic donk bli...and apa aja yang perlu disiapin? aku pake cat minyak aja soalnya... thanks suksma...

Gus Dark mengatakan...

suksma comment nya Bli... ya ty simpan no HP nya, kalo tekhnik, ty gambarnya manual, warnainnya baru digital, tapi masih lom pake pulpen digital ;) suksma bli...mampir terus ya? ty update selalu kok...